Serat Baron Sakendher dalam Pusaran Naskah Babad: Negosiasi Kultural Penguasa Jawa Pascaperang Diponegoro 1830

Authors

  • Widodo Widodo Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  • Titik Pudjiastuti Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  • Priscila Fitriasih Limbong Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  • Sudibyo Sudibyo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.33656/manuskripta.v12i2.154

Keywords:

Serat Baron Sakendher, Babad Manuscript, Sonobudoyo Museum, Naskah Babad

Abstract

This article discusses historical construction of Baron Sakendher manuscripts in the collection of Yogayakarta Sonobudoyo Museum. Serat Baron Sakendher (SBS) was written in the main frame of Babad Tanah Jawi. Various stories frame SBS distinctively based on each manuscript. This study proposes to explain the position of SBS in the Javanese authority domain under the Colonial—which was increasingly entrenched. The study used historical philological research methods, namely by selecting manuscripts and tracing their historical backgrounds to discuss the contents. The results point out that there are six manuscripts containing SBS stories. Four are included in the big frame of Babad Tanah Jawi, one is in Babad Selahardi, and one is in Pakem Ringgit. None of the six was written as a single stand; they were always integrated with the monumental Javanese genealogical story and believed by the Javanese people. As a means of cultural arrangement, stories in SBS are incorporated in the midst of Javanese legendary figures or rulers with different secondary stories. Conquest and cultural approach through genealogy pedigree are crucial in babad (chronicle stories).

===

Artikel ini membahas konstruksi historis naskah-naskah Baron Sakendher koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Naskah SBS ditulis dalam bingkai utama yakni naskah Babad Tanah Jawi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan posisi naskah SBS dalam lingkaran kekuasaan Jawa di bawah bayang-bayang Kolonial yang semakin kuat mengakar. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dengan metode penelitian filologi historis, yaitu pemilihan naskah, kemudian penelusuran latar belakang sejarah naskah untuk membahas isi teks. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam naskah yang memuat cerita SBS. Empat naskah masuk dalam bingkai besar Babad Tanah Jawi satu naskah Babad Selahardi dan satu naskah masuk dalam bingkai Pakem Ringgit. Kelima naskah tidak ada yang ditulis berdiri tunggal tetapi, selalu menyatu dengan cerita genealogi Jawa yang monumental dan dipercaya kebenarannya oleh masyarakat Jawa. Sebagai sarana penataan kultural, cerita SBS dimasukan dalam lingkaran tokoh legenda penguasa Jawa dengan cerita penyerta yang berbeda-beda. Penaklukan dan pendekatan kultural melalui silsilah genealogi menjadi penting dalam cerita babad.

Downloads

Published

2025-08-14

How to Cite

Widodo, W., Pudjiastuti, T., Limbong, P. F., & Sudibyo, S. (2025). Serat Baron Sakendher dalam Pusaran Naskah Babad: Negosiasi Kultural Penguasa Jawa Pascaperang Diponegoro 1830. Manuskripta, 12(2), 281–304. https://doi.org/10.33656/manuskripta.v12i2.154