Suluk Iwak Telu Sirah Sanunggal: Dalam Naskah Syattariyah wa Muhammadiyah di Cirebon *
DOI:
https://doi.org/10.33656/manuskripta.v6i1.61Keywords:
Iwak Telu Sirah Sanunggal, Syattariyah Muhammadiyah, Abdullah bin Abdul QahharAbstract
One of the characteristics of Syattariyah in Cirebon is the existence of a particular tarekat called “Syattariyah Muhammadiyah”. It results from the development of Syattariyah teachings in Indonesia in the 19th century, especially in the palace of Cirebon Sultanate.
Through the text of “Syatariyah wa Muhammadiyah” (abbreviated SWM) which was written in pegon writing system in Javanese,
Cirebonese dialect, its genealogy and teaching can be understood and then elaborated. One of the symbolisms reflecting the teaching of this tarekat is iwak telu sirah sanunggal. It is an illustration of three fish with single head. The head is at center and the three fish created a diamond look-alike logo, like in ‘Mitsubishi’ brand. The genealogy of teachers and students of Syattariyah Muhammadiyah in SWM is different from the genealogy of Syattariyah famously known in Java. Whilst in Java, this tarekat is taught through Abdul Muhyi Pamijahan, a student of Abdurrauf as-Singkili, in SWM it is through Abdullah bin Abdul Qahhar.
===
Salah satu corak tarekat Syatariyah di Cirebon adalah “Syatariyah Muhammadiyah”. Corak tarekat Syatariyah itu merupakan salah satu pengembangan ajaran tarekat Syatariyah di Nusantara pada abad ke-19, terutama di lingkungan keraton Cirebon. Melalui naskah “Syatariyah wa Muhammadiyah” (SWM) di Cirebon, tarekat Syatariyah Muhammadiyah dapat dijelaskan silsilah dan ajaran-ajarannya. Naskah SWM berbahasa Jawa dialek Cirebon dalam aksara pegon. Di antara ajaran tarekat Syatariyah Muhammadiyah itu adalah suluk iwak telu sirah sanunggal (tiga ikan satu kepala). Sebuah ajaran suluk Syatariyah dari ilustrasi ikan dengan satu kepala dan tiga tubuh. Satu kepala berada di tengah dan tiga ikan itu membentuk seperti simbol tiga berlian dalam Mitsubishi. Silsilah guru dan murid dalam tarekat Syatariyah Muhammadiyah yang tertulis dalam teks SWM terdapat perbedaan dengan silsilah tarekat Syatariyah di Jawa yang dikenal selama ini. Silsilah itu melalui tokoh Abdullah bin Abdul Qahhar, berbeda dengan silsilah yang beredar selama ini, yaitu Abdul Muhyi Pamijahan murid dari Abdurrauf as-Singkili.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Manuskripta

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.