Fatḥul ‘Ārifīn dan Tasawuf yang Terpinggirkan: Suluk Bait Duabelas Syekh Kemuning dan Perlawanan terhadap Islam Mainstream di Jember Awal Abad XX

Authors

  • Muhammad Ardiansyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

DOI:

https://doi.org/10.33656/manuskripta.v5i2.41

Keywords:

Fatḥul ‘Ārifīn, Bait Duabelas, Syekh Kemuning, Javanese Islamic Literature, Suluk, Sastra Islam Jawa

Abstract

Fatḥul ‘Ārifīn is the text describing ideas, doctrines, and spiritual experiences that must be conducted by anyone will get the highest truth and merging with the God. One of the terms existed in Fatḥul ‘Ārifīn is Bait Duabelas compiled by Syekh Kemuning. Bait Duabelas is “ilmu ilham” gained after Syekh Muhammad Nur was performing khalwah suluk mujahadah during 9 years, since 1910 until 1919. Bait Duabelas can be categorized as one of the Islamic literature from traditional Javanese. This manuscript was written by Pegon script. This study will give some contribution for composing the alternative historiography about Islam in Jember, East Java. The conclusion of this study is that the function and meaning of Baik Duabelas for the readers is the existence of ngalap barokah element and the high level of trust on the text impact.

===

Fatḥul ‘Ārifīn adalah teks yang menguraikan gagasan, ajaran, dan pengalaman kerohanian yang harus dijalankan oleh siapapun yang
ingin mencapai kebenaran tertinggi dan berusaha melebur dengan rahasia Sang Wujud. Salah satu bahasan yang terdapat di dalamnya adalah Bait Duabelas yang disusun oleh Syekh Kemuning. Bait Duabelas merupakan “ilmu ilham” yang diperoleh setelah Syekh Muhammad Nur melaksanakan khalwah suluk mujahadah selama 9 tahun, dari 1910 hingga tahun 1919. Bait Duabelas dapat dikategorikan sebagai sastra keislaman yang lahir dalam dunia Jawa tradisional. Naskah ini ditulis dengan huruf pegon. Studi ini dapat memberikan kontribusi bagi penulisan historiografi alternatif tentang Islam di Jember, Jawa Timur. Studi ini menyimpulkan bahwa fungsi dan makna Bait Duabelas bagi para pembacanya adalah adanya unsur ngalap barokah dan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap khasiat teks tersebut.

Published

2015-12-31

How to Cite

Ardiansyah, M. (2015). Fatḥul ‘Ārifīn dan Tasawuf yang Terpinggirkan: Suluk Bait Duabelas Syekh Kemuning dan Perlawanan terhadap Islam Mainstream di Jember Awal Abad XX. Manuskripta, 5(2), 273–301. https://doi.org/10.33656/manuskripta.v5i2.41

Issue

Section

Articles